19 April 2008

Black Campaign dan Negative Campaign

Pemeriksaan Serinata, Bisa Jadi Black Campaign atau Negative Campaign ??


Di Amerika Serikat, negara yang digadang – gadangkan sebagai negara demokrasi dunia black campaign dan negative campaign bukanlah merupakan fenomena baru. Tingkat kematangan masyarakat dan para politisinya dalam perpolitikan mampu membuat kedua hal tersebut menjadi jelas perbedaannya. Sementara di Indonesia masih samar – samar.
Contohnya adalah pertikaian antara SBY dan Amin Rais terkait danan nonbujeter Departemen Kelautan dan Perikanan. Tepatnya kasus dugaan korupsi Rokmin Dahuri yang menyeret capres dan cawapres pilpres 2004. 
Para ahli memiliki perbedaan definisi, menurut Bara Hasibuan, black campaign merupakan model kampanye yang melempar isu, gosip dan sebangsanya, tanpa didukung fakta atau bukti. Berbeda dengan negative campaign yang dianggap “bersih” karena lebih menonjolkan kekurangan lawan politik, memiliki bukti atau telah terbukti. Oleh karena itu, keduanya tidak dapat disamakan.
Kajian mengenai praktik kampanye negatif bukanlah fenomena baru, selama dekade terakhir ini telah menyebar dari AS ke berbagai tempat lain. Partai Republik dan Partai Demokrat di AS merupakan contoh kampanye negatif yang cukup jelas. Mereka melakukan riset panjang dan investigasi terhadap kehidupan pribadi kandidat untuk mengungkap fakta memalukan dan gambaran paling buruk kandidat tersebut.
Untuk menunjukkan kepada publik tentang semua hal mengenai kandidat tersebut. Harapannya, jika keburukan kandidat terungkap, pemilih suka atau tidak suka (logis) memilih kandidat yang lain.
Kemudian kita berbalik untuk menilik black campaign, jika memang ini hanya dipraktekkan di Indonesia. Maka istilah ini cukup sesuai karena keadaan partai dan pemilu di Indonesia. Partai-partai di AS melakukan negative campaign karena diproduksi dengan riset yang panjang dan keakuratan fakta dan datanya sangat diperhatikan. 
Jika selama ini banyak pakar politik mendekati kasus ini dengan pendekatan elitis, maka pendekatan secara informal merupakan alternatif yang menarik. Isu ini tidak semata-mata merupakan konflik elit. Pendekatan dengan meninjau cara informal, yaitu cara-cara yang cenderung menghalalkan segalanya dalam kampanye untuk pemenangan pemilu. Kecenderungan memakai cara informal – maka didekati secara informal pula, salah satunya ialah black campaign dan negative campaign yang bisa terjadi – sangat memungkinkan.
Akan tetapi, dalam mendekati black campaign dan negative campaign ini, keduanya memang disikapi berbeda jika dikaitkan dengan proses transisi demokrasi Indonesia. Sedangkan di tingkat elit pun, “kedewasaan” politik masih belum terlihat jelas. Meskipun SBY dan Amien Rais menunjukkan kedewasaan politik, lebih tepatnya sepakat berdamai untuk membawa isu dana asing ke dalam proses hukum, tetap saja sangat rawan dan berpotensi konflik. 
Di samping data yang tidak jelas, pelaku black campaign pun relatif tidak jelas. Padahal di Indonesia, selain koruptor merajalela, provokator pun tidak kalah banyaknya. Akan menjadi celah bagi mereka untuk lebih leluasa memanfaatkan keadaan untuk keuntungannya sendiri.
Untuk negative campaign alasan yang cukup kuat bahwa kampanye ini tidak mendukung keberhasilan dalam pemenangan pemilu. Hal ini sesuai dengan salah satu riset yang dilakukan oleh Kevin Arceneaux (Temple University), dan David W. Nickerson (University of Notre Dame ) yang menyatakan bahwa….we detect no difference between negative and positive messages with regards to turnout or vote preference. Hampir tidak ada pengaruh negative campaign dalam kecenderungan pemilihan suara.
Dalam lingkup Pilkada NTB 2008 ini, salah seorang calon gubernur tersandung kasus dugaan korupsi, ia adalah Serinata calon incumbent yang diusung oleh partai Golkar dan beberapa gabungan partai kecil. Melihat kasus yang masih dalam tahap pemeriksaan sangat memungkinkan untuk dijadikan isu dalam kampanye oleh kandidat lainnya. 
Menurut anggota DPRD NTB Husni Djibril, pasangan Serinata dalam Pilkada NTB Rencana pemeriksaan terhadap HL Serinata diharapkan tidak sampai dijadikan ajang melakukan kampanye hitam. Masyarakat diharapkan tetap memegang azas pra duga tidak bersalah dalam menyikapi kasus ini dan utuk para politisi diharapkan tetap bermain cantik, maksudnya memisahkan kasus politik dalam kasus hukum yang menjerat Serinata. Biarlah nanti rakyat yang memberikan penilaian dan menentukan pilihan.(***)

Sumber:
www.pilkadantb.blogspot.com
www.lombokpost.co.id
www.id.wikipedia.org
www.berpolitik.com

Tidak ada komentar:

arsip

Mengenai Saya

Foto saya
Kembang Kuning, NTB, Indonesia
nike pandanganke lengan sudut pandangke sendiri sak merasa jari terune sasak...!!!